A'udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim.
Bismillaahir
Rohmaanir Rohiim.
Assalamu 'alaikum
warahmatullaahi wabarakatuh.
Asyhadu anla ilaaha Ilallah, wahdahulaa
syariikalah, wa ashadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluh, laa
nabiya ba'dah. Alhamdulillaahirobbil 'alamiin, washolatu wa salamu
'alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihi wa
shohbihi wasallam.
Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah Subhanallaahu wata'ala, yang mana kita telah diberi nikmat. Antara lain
nikmat: Islam, Iman, Ihsan, nikmat sehat wal afiat, nikmat panjang umur dan dengan izin-Nya pula kita
bisa berkumpul disini. Kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan, mohon
ampunan serta berkah dan inayah-Nya, kepada-Nya pula kita memohon perlindungan
agar kita dijaga dari keburukan jiwa dan perbuatan. Orang yang memperoleh
hidayah Allah tidak akan tersesat dan orang yang disesatkan Allah tidak ada
orang yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Shalawat, salam, Rahmat dan keselamatan
semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw, beserta
keluarga, para sahabat-sahabatnya, para pengikut-pengikutnya yang setia muslim
dan muslimat, mukmin dan mukminat. Yang mana beliau telah menyelamatkan, telah
memberi penerangan, telah memberi petunjuk kejalan yang benar, menuju selamat
didunia sampai di akhirat nanti, insya Allah, amien ya Rabbal 'alamiin.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudaraku dan
Adik-adiku yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta'aala.
Detik kedetik, menit kemenit, jam
kejam, hari kehari, bulan kebulan lama-lama menjadi tahun, tidak terasa umur
kita sudah berapa sekarang? Kata Imam Al Gozali : " Apakah yang paling
dekat dengan kita" yang paling dekat dengan kita adalah maut. Mau kemana nantinya, sudah pasti menuju kealam
kubur dan akhirnya surga atau neraka tempat yang abadi buat kita.
Disini saya mengingatkan, keluarga saya dan
anak-anak saya khususnya dan bagi pembaca umumnya (kaum hawa) untuk mengetahui
apa "HAKEKAT MEMAKAI JILBAB", dibawah ini penulis sampaikan kisah
nyata yang terjadi pada adik perempuan sahabat saya dari Madiun, yang bekerja
di salah satu perusahaan asing, adik perempuannya meninggal dalam usia remaja
(alias ABG).
"HAKEKAT MEMAKAI JILBAB"
Kisah ini saya dapat dari sahabatku yang bekerja di salah satu perusahaan
asing, di Kaltim: Disini saya kutibkan kisah nyata seorang gadis yang menginjak
remaja atau kerennya jaman sekarang (ABG) yang sebelumnya tidak karuan tingkah
lakunya, namun setelah sadar akan kekeliruannya dan sudah mengerti "HIKMAH
MEMAKAI JILBAB" Allah memanggilnya.
Kisah nyata ini dari kawan saya bekerja.
Kisah nyata ini semoga berguna bagi yang membacanya, terutama kaum Hawa,
juga bagi yang punya istri, yang punya anak perempuan, adik perempuan, saudara
perempuan, kakak perempuan, yang masih punya Ibu, yang punya keponakan perempuan........
Sahabatku menceritakan:
Ini cerita tentang adikku Nur Annisa , gadis yang baru beranjak dewasa
namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun,
perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku , banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak
mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.
Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun
selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil diantara
mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras: "Mama coba lihat deh , tetangga sebelah
anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita , malah
teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om , sering jalan jalan ,
masih mending Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan "
, bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus
dada, kadangkala di akhir malam kulihat
ibuku menangis , lirih terdengar doanya:
"Ya Allah , kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah ".
Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu
keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya bernama
Abu Khoiri ,(bukan Effendy Khoiri lhoo)(entah nama aslinya siapa) aku kenal
dengannya waktu di masjid.
Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri
dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah , hingga dijuluki si buta , bisu
dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku , dan dia bertanya sama aku:
"Kak , memang yang baru pindah itu istrinya buta , bisu dan tuli ?
"..hus aku jawab sambil lalu" kalau kamu mau tau datangin aja
langsung kerumahnya".
Eehhh tuuh, anak benar benar
datang kerumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku , kulihat
perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah
muram atau lesu mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?
Namun tidak kusangka selang dua hari
kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab ..yang panjang,
lagi..rok panjang, lengan panjang…aku sendiri jadi bingung….aku tambah bingung
campur syukur kepada Allah SWT karena kulihat perubahan yang ajaib..yah
kubilang ajaib karena dia berubah total..tidak banyak lagi anak cowok yang
datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak
karuan...kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang
biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi
majalah majalah islam , dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku …tak ketinggalan
tahajudnya, baca Qur'annya, sholat sunat nya…dan yang lebih menakjubkan
lagi....bila teman ku datang dia menundukkan pandangan…Segala puji bagi Engkau
ya Allah SWT jerit hatiku..
Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja
di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja
disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk
pulang ke rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa
kepada Allah SWT agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha, ketika
aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat kutahan aku lari
masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan
memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku: "Dhi,
adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya "..Tak dapat
kutahan air mata ini...
Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar
adikku dan kulihat Diary diatas mejanya..diary yang selalu dia tulis, Diary
tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah
adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi selembar...hingga tertuju
pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di
hatiku..perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu
Khoiri…disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku,
isinya seperti ini :
Tanya jawab ( kulihat dilembaran itu banyak bekas tetesan airmata )
Annisa
: Aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari), ibu,
wajah ibu sangat muda dan cantik.
Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari
lubuk hati.
Annisa
: Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik.
Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah
SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.
Annisa
: Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku
selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku
tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya
melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk
pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?
Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan
seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala
sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita semuanya akan
dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita.
Annisa
: Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak
enak, nggak karuan.
Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari
jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.
Annisa
: Apa itu hakekat jilbab ?
Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata
kamu dari memandang lelaki yang bukan muhrim kamu. Hijab lidah kamu dari
berghibah (ghosib) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk
dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau
busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki
kamu dari melangkah menuju maksiat.
Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai
nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu
pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.
Annisa
: Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai
jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya.
Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah karunia
dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha
Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk
melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan
Allah SWT.
Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan
dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat
roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu
padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput
maupun tumbuhan.
Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap
gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya,
anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi,
kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari
segala sesuatu yang ada dialam ini.
Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing
hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat
karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa
bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat
ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti
hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena
hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari
itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang
panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.
Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah
dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang
Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah SWT. Di Yaumul Hisab nanti!
Di Hari Perhitungan nanti!!
Sampai disini aku baca diarynya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari
pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat
tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil
di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki
selain muhrimnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat
mengundang murka Allah SWT, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib
dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia sia tak tahan airmata ini pun
jatuh membasahi diary.
Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah SWT menerima
Adikku di sisinya, Amin , Subhanallah.
Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, adik-adikku dan Anak-anakku yang
dimuliakan oleh Allah SWT. Khususnya kaum hawa.
Saya mengharap kisah nyata ini bisa menjadi iktibar, menjadi pelajaran bagi kita , bagi putri-putri kita semua.
Semoga meresap dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi
petunjuk, memberi Rahmat, hidayah bagi yang membaca dan menghayatinya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kita untuk
menjalankan (memenuhi) segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa-apa yang
dilarang-Nya, dan mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat didunia sampai di
akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa'at di hari yaumul hisab dan
mendapat surga yang tinggi, amien. Wallaahu a'lam bish shawab, billaahi taufik
wal hidayah. Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Sumber:
Majalah Percikan Iman, Edisi 4 Tahun II
0 komentar:
Posting Komentar